Donasi yang disalurkan ke Panti Asuhan Panembahan Gunung Jati sebesar Rp1.000.000,-

Pada hari Jumat, 23 April 2021 tim relawan BantuDia memiliki misi untuk menyalurkan donasi ke 2 panti asuhan di Kabupaten Semarang. Rute pertama yaitu ke Panti Asuhan Panembahan Gunung Jati. Pada saat bersilaturahmi, kami disambut oleh Bapak Khoirul sebagai pengurus tunggal panti asuhan.

Panti asuhan ini menaungi 5 anak yatim dan 2 anak broken home. Yayasan membantu menyediakan segala kebutuhan hidup mereka dari tempat tinggal, sekolah, dan pendidikan agama.

Panti asuhan Panembahan Gunung Jati berdiri sekitar bulan Oktober akhir tahun 2019. Bangunan panti asuhan saat ini keadaannya masih mengontrak dengan biaya 5 juta/tahun.

Dari 0 saya merintis panti asuhan ini. Ini dawuh dari guru, saya belum punya apa-apa ditugasi untuk bermasyarakat dan mendidik anak. Insha Allah berkah, manfaat, barokah. Kulo namung nderekaken kaleh Bapak Kyaine kulo, insha allah enten seng mbantu.

Selama pandemi, anak-anak menjalani sekolah daring. Dimana saat ini yayasan hanya memiliki 1 smartphone untuk semua. Yayasan tidak memiliki laptop atau printer sehingga untuk print atau fotokopi tugas sekolah, anak-anak harus ke kios fotokopi.

Yang paling dibutuhkan oleh yayasan yaitu:

• Biaya sekolah
• Sembako
• Peralatan untuk sekolah daring

Terima kasih kawan BantuDia

Semoga uluran tanganmu bisa bermanfaat untuk dia yang membutuhkan.

Donasi yang disalurkan sebesar Rp1.000.000,-

Setelah selesai bersilaturahmi di Panti Asuhan Panembahan Gunung Jati, tim relawan BantuDia melanjutkan misinya untuk mengunjungi lokasi kedua, yaitu Panti Asuhan Dar Attaqwa Wadda’wah yang berlokasi di Desa Gondoriyo, Kabupaten Semarang.

Saat sampai, kami disambut dengan keramah tamahan Bapak Hendrik dan istri beserta anak-anak asuh. Panti asuhan ini menaungi 25 anak yatim dan dhuafa. Yang tinggal di panti asuhan ada 10 anak yatim.

Panti asuhan Dar Attaqwa Wadda’wah ini memiliki 1 bangunan yang masih belum selesai pengerjaannya namun harus ditempati, terkadang anak-anak ada yang tidur di ruang depan yang notabene terbuka, karena tidak ada tembok yang melindungi mereka dari gigitan serangga maupun cuaca ekstrim. Untuk kondisi kepemilikan tanah, tanah yang mereka tempati sekarang sudah menjadi miliki Yayasan Dar Attaqwa Wadda’wah berkat donasi yang terkumpul. Mereka masih memiliki misi untuk membangun tempat tinggal yang layak dan sarana prasarana yang memadai untuk anak-anak asuh mereka.

Selain itu, jauhnya lokasi sekolah dari lokasi panti asuhan, maka Bapak Hendrik mengantar anak-anak ke sekolah menggunakan mobil Carry. Namun sudah satu bulan diperbaiki di bengkel tetapi mobil belum jadi. Sehingga sebagai alternatifnya Pak Hendrik mengantar anak-anak menggunakan 1 motor secara bergantian, tak jarang warga sekitar juga memberikan bantuan untuk mengantar anak-anak bersekolah.